Minggu, 16 Mei 2010

Menggapai Impian Melalui Pengalaman

Oleh Emiliana Lele*


Identitas Film
Judul Film : Slumdog Millionaire
Sutradara : Danny Boyle
Produksi : Warner Bross Picture
Tahun : 2009


Kehidupan merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan dari waktu. Kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan, esok adalah misteri. Waktu yang telah terpakai tidak akan berguna bila ditangisi dan disesali. Hal terbaik adalah belajar dari pengalaman, karena pengalaman adalah senjata terampuh untuk bisa menghadapi misteri yang akan datang. Tidak perlu menjadi orang yang jenius untuk bisa menjawab pertanyaan, tapi bagaimana menjadikan pengalaman kita itu sebagai alat untuk menjawab pertanyaan dimasa depan. Begitulah kira-kira inti cerita film ini.

Jamal Malik (Dev Patel), seorang pemuda berusia 18 tahun yang melewati masa kanak-kanaknya di sebuah kampung kumuh di India bersama ibu dan kakak laki-lakinya yang bernama Salim. Hidupnya berubah total ketika seluruh penduduk di kampungnya dibantai oleh orang-orang karena mereka seorang muslim dan ibunya ikut menjadi korban dalam pembantaian tersebut yang ironisnya tidak seorang pun peduli dengan pembantaian tersebut bahkan polisi pun berpura-pura tidak melihat ketika ada orang yang dibakar di depan mereka. Akhirnya dia harus hidup berdua dengan kakaknya serta dengan gadis cilik bernama Latika yang juga keluarganya dibantai.

Sejak itulah Jamal, Salim, dan Latika mulai hidup di jalanan. Bermacam-macam pekerjaan mereka lakoni mulai dari menjadi pemulung, pengemis, pedagang kaki lima, pencopet, bahkan sebagai guide dalam suatu agen perjalanan. Masa remajnya ia

nikmati dengan bekerja di sebuah perusahan telekomunikasi.
hingga nasib membawanya sehingga dia bisa mendaftarkan diri dalam acara Who Wants To Be A Millionaire. Saat itulah keberuntungan datang padanya karena dari sekian banyak penelpon dialah yang akhirnya terpilih sebagai peserta.

Hari itu adalah hari terbesar dalam hidup Jamal. Semua orang bisa melihat wajahnya yang lugu dan polos ada dalam acara kuis tersebut. Semua pertanyaan yang deberikan padanya bisa dia jawab dengan baik. Karena secara kebetulan semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan masa lalunya yang penuh dengan cobaan dan liku-liku. Anil Kapoor yang berperan sebagai presenter dalam acara terebut menaruh curiga pada Jamal karena bisa menjawab semua pertanyaan dan dianggap telah melakukan penipuan dan kecurangan.

Sehingga ketika acara tersebut berakhir, polisi pun menangkap Jamal atas suruhan presenter itu, karena tidak mungkin seorang anak jalanan dengan pendidikan yang rendah bahkan tidak lulus SD mampu menjawab pertanyaan– pertanyaan yang bahkan seorang sarjana pun akan sulit menjawabnya. Akhirnya Jamal pun menceritakan pengalaman-pengalamannya sehingga dia mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

Kisahnya yang ringan dengan akting dan gambar yang mengagumkan adalah daya tarik tersendiri dalam film ini. Ketika melihat kawasan kumuh dengan anak-anak jalanan yang menjadi pengemis, pemulung, maupun pengamen kita seperti disuguhkan pemandangan di negeri kita sendiri. Selain itu, tema yang diangkat dalam film ini adalah hal yang baru sehingga mempunyai kesan yang berbeda dari film-film Bollywood lainnya yang identik dengan nyanyian—nyanyian dan kisah percintaan yang memilukan.

Menonton film ini seperti menjelajah suatu bagian lain dari kehidupan. Bagaimana kehidupan anak-anak jalanan yang tidak dipedulikan oleh pemerintah yang ketika seharusnya sedang enak- enaknya bermain dan bersekolah tetapi sudah harus mencari nafkah sendiri dan merasakan kejamnya hidup. Sehingga yang terjadi adalah banyaknya tindak kejahatan yang justru dilakukan oleh anak-anak.

Film ini memang sangat memikat untuk ditonton, namun sayang sekali banyak konflik menarik yang mestinya bisa digarap lebih detail dan menarik justru hanya ditampilkan sekilas saja. Padahal konflik- konflik tersebut bisa menjadi suatu konflik yang tajam dan dramatis. Selain itu, karena alurnya menggunakan alur campuran sehingga penonton sulit memahaminya kalau hanya baru menonton sekali atau belum membaca ringkasan ceritanya. Anda dapat menonton film ini jika ingin melihat sisi lain dari sebuah kehidupan yang menakjubkan. Film ini teramat sayang jika kita lewatkan begitu saja.

Emiliana Lele
*Ketua Biro Bakat dan Seni PMKRI Cabang Mataram

Essence of Ousia

Oleh Yustinus Ghanggo Ate

:Untukmu yang terlahir sebagai
nihilitas dalam alam realitas


Keadaanku sebagai yang ada
bukanlah nihilitas, absurditas,
dan irasionalitas
Keadaanku sebagai yang ada adalah realitas yang substansif
Adaku yang meng-ada diterjemahkan oleh pikiran, perkataan, pergerakan, energeia dalam alam kenyataan bukan artificial belaka
Adaku yang ada melintasi batas-batas cakrawala dan menembusi titik krusial bumimu

Adaku adalah esensi realitasku
menjejak bumi menggapai lintang, menyibak gelap dengan suluh pencerahan
Adaku bukan sekadar ada tapi ada yang mengada...
Dan bukan fantasmogaria yang bergumul dengan kekosongan dalam ruang hampa
bukan kabut-kabut pekat dilangitmu...
Adaku sebagai totalitas realitasku yang mengada dan idealis oleh energeia runtun tanpa istirah

Meski badai berkelindan dijalanku menjadi ada yang total
aku tetap ada yang mengada
disini, sekarang dan yang akan datang... Menembus mortalitas
menuju keabadian sebagai yang ada dan mengada—

April 2010

Simponi Dukaku

Oleh Antonius Damianus Mahemba

Cintaku pada Indonesia, melebihi cintaku pada semua
Cintaku , memaksaku merubah tanah airku
Tapi, aku hanyalah perampok di tanah airku
Tapi, aku hanyalah pemulung di tanah airku
Tapi, aku hanyalah penjilat di tanah airku
Apa gerangan terjadi?

Kekayaan tanah airku hilang, habis, pergi tak berbekas
Perampok,pemulung,penjilat pergi tak berbekas
Duka mengancamku, bahagiapun pergi
Apa gerangan terjadi?

Hilang cintaku pada tanah airku
Aku hanyalah pengemis di tanah airku
Hilang cintaku pada tanah airku
Aku hanyalah boneka imprealisme dan kapitalime
Apa gerangan terjadi?

Kembalikan kekayaan tanah airku
Kembalikan kejayaan masa laluku
Kembalikan kekuasaanku
Kembalikan bahagiaku

Puisi GIE

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan dan demokrasi Dan bercita-cita menggulingkan tiran, Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara, mau berperang melawan Dictator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

SOE HOG GIE, Sinar Harapan 18 Agustus 1973

Untitled

Oleh Marselinus Mahemba*

Malam-malam yang gelisah
Di ujung hari yang sepi semakin mendera , dan waktu bukanlah sang diplomator dan negosiator yang baik, menit dan detik hilang entah kemana
Mungkin saja lagi mabuk-mabukkan atau lagi bercumbu dengan pelacur jalanan
Mengorek sampah-sampah busuk
Tak ada yang menghiraukanku
Tersudut di gang kotor berbau
Hingga teriakanku tak mampu hilangkan celoteh mereka tentang hilangnya kesempatan

Malam-malam yang gelisah
Semakin mengejekku dengan kepanikan memuncak
Mimpi kematian meratap di tepi tidur yang gelisah, mengajakku bercumbu di alam yang kelabu
Kekacauan membantuku keluar dari gigitan ranjang yang sudah menghancurkan sumsum tulangku
Sobatku, aku masih bernyanyi mengenangmu walaupun dengan suara cempreng dari rongga dada, hitam diperkosa asap-asap rokok.

Marselinus Mahemba
*Anggota Badan Pers & TI PMKRI Cabang Mataram 2009-2010

Ayat-ayat Doamu Mama

Oleh Bernardus Ngongo*

Mama.. Suara doamu bagaikan alunan petikan
Nada sebuah gitar yang dilantunkan oleh seorang penyair…
Mama...suara doamu bagaikan kepakkan seribu sayap, merangkulku membumbung tinggi menggapai bintang..
Mama..suara doamu membuat jiwaku sejuk bagaikan bumi dirangkul salju..
Mama..suara doamu bagikan sergapan cinta yang tak bisa ditolak oleh seorang insan untuk berkelana
Mama.. Ayat-ayat doamu tak terkalahkan oleh dosa maut yang selalu menghimpitku
sehingga dosaku pun tak terukir lagi di meja pengadilan surgawi …
hingga kemenangan kuraih oleh ketulusan doamu mama…
Sungguh tak semenit waktu pun yang trlewatkan untuk memohon berkat bagi anak-anakmu dan ketika Engkau bersujud berucap
tak satu pun nada keengganan terujar disetiap SAPAAN ALLAH untukmu
“ Sungguh sempurna Hatimu”

*Bernardus Ngongo
Anggota Biasa PMKRI Cabang Mataram

LPJ Panitia MPAB-MABIM, Delegasi MPA 2009 dan HUT Cabang ke-42

Pada tanggal 26/02/10, PMKRI Cabang Mataram mengadakan kegiatan dengan agenda mendengarkan Laporan Pertanggungjawaban dari anggota PMKRI yang mendapatkan tugas sebagai Panitia Masa Penerimaan Anggota Baru– Masa Bimbingan ( MPAB-MABIM) Simplianus Panit Koto, Ewalde Paula Boko sebagai Ketua Panitia Dies Natalis PMKRi Cabang Mataram ke 41, dan ketua delegasi PMKRI Mataram untuk MPA XXVI dan Konggres XXV Denpasar (17-20/12/09), Antonius D. Mahemba. Kegiatan tersebut berlangsung di pantai Malimbu dibalut dalam suasana kekeluargaan. Dalam laporannya, mereka menyampaikan acara tersebut dapat berjalan lncar, walaupun menghadapi begitu banyak kendala dan persoalan terutama masalah finansial (keuangan).

“Tapi, itu semua akan menguatkan kami, karena selama cita-cita dan tujuan kami benar, kami tidak akan menyerah,” ujar Simplianus Panit Koto, ketua panitia MPAB-MABIM dalam laporan penutupnya.

Kemudian, disampaikan juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mensuksekan kegiatan tersebut. Mereka menyadari, tanpa dukungan dari semua pihak, mustahil kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Implikasinya adalah, bahwa sifat kerjasama dengan semua pihak menjadi kunci dalam pelaksanaan semua itu.
Beberapa hal juga disampaikan mengenai LPJ yang belum begitu baik, yaitu rincian estimasi biaya yang kurang lengkap, kata-kata yang masih rancu, dan berbagai masukan yang bersifat konstruktif untuk kemajuan intelektualitas anggota. Kegiatan tersebut ditutup dengan acara makan bersama dan rekreasi di pantai yang terletak di barat kota Mataram ini.