Minggu, 16 Mei 2010

Diskusi Kelompok

Kelompok 3

“Persamaan Hak Antara Kaum Pria dan Wanita”, tema diskusi yang diusung oleh kelompok 3 pada hari (minggu, 03/03/2010) di Margasiswa PMKRI, Jalan Lely, No. 10, Mataram. Diskusi ini merupakan diskusi berkelanjutan dari diskusi kelompok sebelumnya. Diskusi bersifat tanya jawab dan memberi kesempatan kepada peserta diskusi untuk menanggapi dan menyikapi fenomena persamaan gender antara kaum Adam dan kaum Hawa yang kian terabaikan bahkan semakin melebar ke arah perusakan moral. Hal ini dikatakan karena begitu banyaknya kasus pelecehan dan diskriminasi terhadap kaum Hawa. Misalnya saja, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perbedaan kedudukan, human traffiking, kekerasan terhadap ibu dan anak-anak dan berbagai kekerasan serta diskriminasi terhadap kaum perempuan. Bahkan ilmuan dan ahli filsafat seperti Aristoteles mengatakan bahwa wanita itu setengah manusia dan dikategorikan sebagai anak-anak, belum dewasa dan tak pantas menjadi pemimpin dan masih banyak lagi ilmuan yang berusaha lewat teori-teori baru sebisa mungkin mereka menyepelekan perempuan.
Semua peserta diskusi menolak teori itu dan mengklaim hanya berlaku pada zaman dahulu dan untuk saat sekarang tidak berlaku alias basi. Adapun buktinya, sekarang banyak wanita yang bisa menjadi pemimpin dan sebagai motorik dinamisator perkembangan bangsa. Tak jarang pula kita dengar, wanita memimpin sebuah perusahan atau instansi tertentu bahkan menjadi kepala keluarga. Inilah fenomena bahwa sebenarnya wanita tak bisa dipandang sebelah mata oleh kaum Adam. “ Wanita bisa menguasai pria bahkan dunia sekalipun dalam dimensi tertentu”, ujar Melviana Karso, (peserta diskusi). Akhirnya diskusi selesai dengan mengambil kesimpulan bahwa kauk Adam atau siapapun tidak boleh merendahkan (baca:melecehkan) kaum Hawa.

Anggota kel. 3 :
Bonifasius Da Sukur
Orlince Bani
Margareta Tri Vonia
Melviana Karso
Fransiskus X. Gidion
Chito Jemmy


Kelompok 4

Selanjutnya, kelompok 4 mendapat tugas untuk membacakan hasil diskusi dengan mengambil tema “ Efek Kebebasan Menggunakan Kondom Bagi Masyarakat NTB,”. Sebelum memulai diskusi,kelompok 4 mengajukan beberapa pertanyaan reflektif untuk peserta diskusi yang intinya mengajak peserta (kita, red) semua melihat dan menanggapi fenomena free sex serta berusaha menghidarinya. Yang terakhir ini dikhususkan kepada remaja khususnya mahasiswa. Diskusi dikemas dalam bentuk kelompok debat yaitu tim pro dan kontra menyoal tentang diadakannya ATM Kondom di kantor Kepolisian Daerah (Polda) NTB. Tentu saja perdebatan berlangsung seru karena kedua kubu berusaha semaksimal mungkin mempertahankan argumennya mengenai pembangunan ATM Kondom tersebut. Pun, tak disadari bahwa diskusi sudah berlangsung hampir dua jam. Bahwa dikatakan penyediaan ATM kondom sama sekali tidak bermaksud menciptakan lebih banyak lagu kasus seks bebas tetapi bermaksud mencegah hal tersebut. Adapun penyediaannya dibatasi hanya orang berusia pantas yang boleh masuk ke dalam ruangan tersebut.
“Perlu pengawasan khusus dari semua pihak terutama pemerintah daerah untuk pengadaan ATM kondom ini karena cukup riskan untuk disalahgunakan” ujar Masto(peserta diskusi). Beberapa hal cukup urgen adalah pemerintah seharusnya bersosialisasi terlebih dahulu terkait pengadaan ATM kondom ini sehingga masyarakat dilibatkan secara aktif dan continue karena pada dasarnya pembangunan prasarana itu adalah dari, oleh, dan untuk rakyat.
Akhirnya diskusi diakhiri dengan mengambil kesimpulan bahwa orang yang ingin masuk ke dalam ruangan(ATM Kondom, Red) harus dilengkapi dengan kartu tanda identitas lengkap dan klasifikasi pembagian kondom untuk mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan kondom. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan ATM ini benar-benar efektif dan efisien. Perluh diperhatikan lagi, kesadaran dan tanggungjawab setiap personal terhadap pengruh buruk seks bebas, substansinya secara tidak langsung protect terhadap diri sendiri. Dan yang paling utama adalah meningkatkan nilai-nilai adat dan moral yang kian terkikis dengan hegemoni globalisasi.

Anggota kel. 4:
Wiilibianus Doniman
Maria Marika Balela
Adityia Kurnia Jerry
Emiliana Lele
Sul Mario Da Gomes
Stevanus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar